Selasa, 15 Maret 2016

Cara Mengenalkan Konsep Lingkaran Terhadap Anak (Geometri Dalam Permainan)

kali ini cuma pengen cerita atau curhat ya, pokonya nulis lah. ga penting penting banget tapi baca dulu lah. (maksa). Tulisan ini terinspirasi dari mata kuliah Pendidikan Matematika. euuhh dari SD sampai SMA pun paradigma tentang matematika itu emang "horor" ga gurunya , ga materinya, tapi ga pernah nyalahin otaknya sendiri. hahaha Tapi kata dosen Penmat sih , yang menyebabkan anak - anak ga suka matematika itu adalah gurunya sendiri, karena kurang menguasai materi, ga persiapan, ga ada media, jadi asal - asalan ngajar, dan alhasil ga bisa menyentuh 3 ranah pendidikan itu. (ini serius). Welll itu semua merupakan PR semua orang, semua elemen, dari mulai diri sendiri sampai ke bagian paling luar dari sendiri. Masalah - masalah soal pendidikan itu emang ga cukup dibahas 1 2 kali diskusi, 1 2 tahun perencanaan, karena apa ? karena kehidupan ini terus berjalan, dinamis, manusia sendiri pun terus berubah, diubah waktu, diubah keadaan dan banyak hal lagi. Jadiiiiii semua manusia dan mahasiswa calon PNS eh maksudnya calon guru SD wajib punya wawasan luas, wajib punya kemampuan, apapun itu. karena masa depan setiap anak ada di tangan kita. (lebay). gppa. 
Oh intinya sih tulisan ini cuma pengen bahas tentang "Cara Mengajarkan Konsep Lingkaran Kepada Anak" dan hahahaa boleh ketawa dulu, dari intermezzo di depan sampe ke judul tulisan ga nyambung, tapi bisa dipaksain nyambung lah. 
Dan caranya yaituuuuuu : 
1.    Guru harus tauu apa itu pengertian lingkaran , lingkaran adalah kumpulan titik - titik yang memiliki jarak yang sama dari satu titik pusat. Nah kan pengertian abstrak itu mana bisa diajarkan ke anak SD, nanti yang ada malah cengo, dan bahkan bisa menjatuhkan derajat kita sebagai pengajar yang gatau cara menyampaikan pesan abstrak menjadi konkrit. Ga mungkin kita kasih pengertian seabstrak itu ke anak usia Operasional Konkrit atau masa sekolah dasar 7 - 12 tahun. Jika mungkin kita bertanya "anak - anak apa itu lingkaran?" mungkin anak akan menjawab "bulat", putih berminyak (itu cimol dek). engga bukan. Maksudnya anak - anak akan menjawab dengan benda - benda yang berbentuk lingkarang yang pernah mereka lihat di sekelilingnya, meskipun anak tau seperti apa bentuk lingkaran, tapi mereka belum mampu menginterpretasikan suatu benda pada sebuah kalimat, atau mengabstraksikan sebuah fenomena. Kan mustahil. Nah oleh karena itu, gini caranya. 
2.    Dan lanjut, sebelum memasuki materi tentang lingkaran , guru sebelumnya menugaskan anak untuk membawa jangka dan penggaris. Nah ceritanya udah bawa yaa. Oke langkah selanjutnya, guru memerintahkan anak untuk menggunakan jangka, bimbing anak - anak yang masih asing dengan benda tersebut, dan be carefull okey. 
3.    Biarkan anak menggunakan jangka dengan jarak atau besar lingkaran yang berbeda - beda, sesuka hati mereka. asalkan benar cara penggunaannya. misal, si A melebarkan jangkanya 4 cm, si B 8 cm, si C 12 cm. Biarkan sesuka hati mereka (lalu tepuk tangan).
4.    Dan lalu, setelah jarum jangka menempel, sebutlah itu titik pusat, dan perintahkan anak untuk membuat satu titik dimana saja dengan jangka tersebut. Ada yang di atas, ada yang dibawah, ada yang di tengah, atau dimanapun asalkan masih dalam bentuk lingkaran yang akan dibuat dengan jangka tadi. 
5.    Perintahkan mereka untuk membuat BANYAK sekali TITIK - TITIK. semakin banyak dan semakin banyak. 
6.    Dan akhirnya akan terbentuk lingkaran dari titik - titik tersebut. :). Mungkin memang hal seperti ini membutuhkan waktu yang cukup lama, dan kesabaran yang ekstra, tapi disinilah peran guru memberikan pembelajaran bermakna bagi siswa. Prosesnya mungkin lama, tapi hal itulah yang akan diingat oleh siswa. Dan siswa akan mampu menarik kesimpulan bahwa titik - titik yang banyak itu akan membuat sebuah garis, dan untuk lingkaran, semua titik tersebut berjarak sama ke titik pusat.
Selamat Bermain dengan anak - anak :) 


Sabtu, 12 Maret 2016

BANGUN DATAR SEGITIGA (CARA MENGHITUNG KELILING)

BANGUN DATAR SEGITIGA
A.    Pengertian segitiga
     Segitiga adalah nama suatu bentuk yang dibuat dari tiga sisi yang berupa garis lurus dan tiga sudut. Matematikawan Euclid yang hidup sekitar tahun 300 SM menemukan bahwa jumlah ketiga sudut di suatu segi tiga pada bidang datar adalah 180 derajat. Hal ini memungkinkan kita menghitung besarnya salah satu sudut bila dua sudut lainnya sudah diketahui.
B.     Jenis segitiga
1.      Segitiga sama sisi (equilateral triangle) adalah segitiga yang ketiga sisinya sama panjang. Sebagai akibatnya semua sudutnya juga sama besar, yaitu 60o.
h6
h6a
·         Sifat – sifat segitiga sama sisi
1)      Ketiga sisinya sama panjang ; Sisi KL, LM dan KM mempunyai panjang yang sama.
2)      Ketiga sudutnya sama besar : Sudut K, sudut L dan Sudut M besarnya sama dan masing-masing besarnya adalah 60 derajat. (Ingat bahwa jumlah sudut sebuah segitiga adalah 180 derajat).
3)      Mempunyai tiga diagonal bidang
4)      Mempunyai tiga simetri putar.
5)      Mempunyai tiga simetri lipat.
  1. Segitiga sama kaki (isoceles triangle) adalah segitiga yang dua dari tiga sisinya sama panjang. Segitiga ini memiliki dua sudut yang sama besar.
h5
h5a
·         Sifat – sifat Segitiga Sama kaki
1)      Memiliki dua kaki yang sama panjang.
Dari gambar segitiga di atas, kedua kakinya adalah PQ dan QR. PQ dan PR memiliki panjang yang sama.
2)      Kedua sudut di kakiknya memiliki besar yang sama.
Sudut Q dan sudut R besarnya sama.
3)      Memiliki satu diagonal bidang
4)      Memiliki satu simetri lipat.
Simetri lipat ini bisa diperoleh dengan melipat segitiga PQR diatas dengan sumbu simetri AD.
5)      Memiliki satu simetri putar.


  1. Segitiga Siki-siku adalah segitiga yang salah satu sudutnya siku–siku atau besar sudutnya 90°. Segitiga siku-siku bisa terbentuk dari sebuah bangun persegi panjang, yaitu dengan cara menarik salah satu garis diagonal pada persegi panjang. Ketika garis diagonal sudah terhubung maka akan terbentuklah dua buah segitiga siku siku yang sama besar dan sebangun atau kongruen. Sebuah segitiga siku-siku memliki dua buah sisi siku-siku, yang dimana kedua sisi siku-siku tersebut mengapit sebuah sudut siku-siku dan 1 sisi miring atau hypotenusa.
h8
h8a
·         Sifat – sifat Segitiga Siku – siku
1)      Segitiga siku-siku memiliki dua buah sisi siku-siku, yang dimana kedua sisi siku-siku tersebut mengapit sebuah sudut siku-siku dan 1 sisi miring atau hypotenusa.
2)      Hypotenusa atau sisi miring di setiap segitiga siku-siku selalu terletak di depan sudut siku-siku.
3)      Memiliki satu buah sudut yang besarnya 90 derajat.
4)      Memiliki satu simetri putar.

  1. Segitiga sembarang (bahasa Inggrisscalene triangle) adalah segitiga yang ketiga sisinya berbeda panjangnya. Besar semua sudutnya juga berbeda.
h4
h2a

C.    Rumus Keliling Segitiga
1.      Keliling Segitiga Sama Sisi
Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan keliling segitiga sama sisi ABC:
a.       Tentukan titik pertama sebagaii titik awal menghitung jarak
keliling segitiga sama sisi ABC. Misalnya titik pertama adalah titik A.
b.      Hitunglah jarak dari titik pertama berjalan sampai kembali ke titik semula. Misalkan:
1)      Jarak dari titik A ke titik B = 7 cm, titik B ke titik C = 7 cm, dan titik C ke titik A = 7 cm. Maka dapat dikatakan bahwa jarak garis/sisi (s) AB= BC=CA
2)      Sehingga dapat disimpulkan rumus untuk menghitung panjang keliling segitiga sama sisi yaitu AB+BC+CA atau sama dengan 3xs.
2.      Keliling Segitiga Sama Kaki
a.       Tentukan titik pertama sebagai titik awal menghitung jarak
keliling segitiga sama kaki ABC. Misalnya titik pertama adalah titik B.
b.      Hitunglah jarak dari titik pertama berjalan sampai kembali ke titik semula. Misalkan:
1)      Jarak dari titik B ke titik C = 5 cm, titik C ke titik A = 3 cm, dan titik A ke titik B = 5 cm.
2)      Sehingga dapat disimpulkan rumus untuk menghitung panjang keliling segitiga sama sisi yaitu BC+CA+AB.

3.      Keliling Segitiga Siku-siku
a.       Tentukan titik pertama sebagai titik awal menghitung jarak
keliling segitiga siku-siku ABC. Misalnya titik pertama adalah titik A.
b.      Hitunglah jarak dari titik pertama berjalan sampai kembali ke titik semula. Misalkan:
1)      Jarak dari titik A ke titik B = 10 cm, titik B ke titik C = 8 cm, dan titik C ke titik A =  6 cm.
2)      Sehingga dapat disimpulkan rumus untuk menghitung panjang keliling segitiga siku-siku yaitu AB+BC+CA.

4.      Keliling Segitiga Sembarang
a.       Tentukan titik pertama sebagai titik awal menghitung jarak
keliling segitiga semabrang ABC. Misalnya titik pertama adalah titik A.
b.      Hitunglah jarak dari titik pertama berjalan sampai kembali ke titik semula. Misalkan:
1)      Jarak dari titik A ke titik B = 9 cm, titik B ke titik C = 7 cm, dan titik C ke titik A =  10 cm.
2)      Sehingga dapat disimpulkan rumus untuk menghitung panjang keliling segitiga sembarang yaitu AB+BC+CA.

D.    Contoh Alat Peraga Matematika Pada Materi Bangun Datar Segitiga
1.      Papan Berpaku ( Geobard)
     Geoboard merupakan alat peraga yang terbuat dari papan berbemtuk persegi panjang atau bujur sangkar, yang di atasnya ditancapkan paku – paku yang tersusun sesuai dengan ukuran tertentu. Keunggulan dari papan berpaku dengan karetnya ini adalah alat ini menyajikan bentuk geometri yang lebih dekat kepada kenyataan daripada kayu, kertas dsb. Alat peraga ini cocok untuk membantu siswa SD dalam mengenali berbagai macam bentuk bangun datar, sehingga siswa akan lebih memahami bentuk bangun datar tersebut karena bisa melihat secara real nya atau konkritnya. Kegunaan alat peraga ini antara lain : pengenalan bentuk bangun datar dan menentukan luas permukaan bangun datar.
2.      Tangram
     Tangram merupakan suatu alat peraga matematika yang berupa bangun datar yang dibagi – bagi menjadi beberapa bangun datar lain. Kegunaan alat ini yaitu : pengenalan bentuk bangun datar, dan menumbuhkan daya kreatifitas siswa dalam membentuk bangun – bangun  tertentu. Sehingga alat ini cocok digunakan untuk siswa Sekolah Dasar.
3.      Papan Simetri
     Papan simetri putar merupakan bentuk alat peraga berupa papan berbentuk bangun datar yang dapat diputar. Sehingga memudahkan siswa dalam mempelajari simetri putar bangun datar. Alat ini cocok digunakan untuk siswa SD dan SMP. Kegunaan yaitu menentukan jumlah simetri putar yang dimiliki suatu bangun datar.


Daftar Pustaka


Arti Tujuan Jenis dan Langkah Penelitian Kuantitatif

A.    Arti dan Tujuan Metode Kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Metode kuantitatif sering juga disebut metode tradisional, positivistik, ilmiah/scientific dan metode discovery. Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini disebut sebagai metode ilmiah (scientific) karena metode ini telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.
Berikut ini menurut para ahli mereka mengemukakan Render B. Etal (2006) metode kuantitatif adalah suatu pendekatan ilmiah untuk pengambilan keputusan manajerial dan ekonomi. Kemudian Tuban (1976), dalam bukunya Silohun (2001) metode kuantitatif adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan tata cara (metode) pengumpulan data, analisa data, dan interpretasi hasil analisis untuk mendapatkan informasi guna penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan.
     Metode Kuantitatif digunakan apabila:
1.      Masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas
2.      Peneliti ingin mendapat informasi luas dari suatu polulasi
3.      Ingin diketahui pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
4.      Peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian
5.      Peneliti ingin mendapat data akurat, berdasarkan fenomena empiris dan dapat di ukur;
6.      Ingin lebih adanya keraguan validitas pengetahuan, teori dan produk tertentu.

B.     Jenis – Jenis Metode Penelitian Kuantitatif
     Adapun Jenis-jenis metode penelitian kuantitatif menurut  para ahli diantaranya adalah:

1)      Metode Deskriptif
     Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti setatus sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskipsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
     Menurut Whintney (1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajarai masalah-masalah dalam masyarakat serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.
     Dalam metode deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif. Adakalanya peneliti mengadakan klasifikasi, serta penelitian terhadap fenomena-fenomena dengan menetapkan suatu standar atau suatu norma tertentu sehingga banyak ahli menamakan metode deskriptif ini dengan nama survei normatif (normative survey). Dengan metode deskriptif ini juga diselidiki kedudukan (status) fenomena atau factor dan melihat hubungan antara satu factor dengan factor  yang lain. Karenanya, metode deskriptif juga dinamakan studi status (satus study).



2)      Metode Komparatif
     Metode komparatif merupakan penelitian yang bersifat membandingkan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu. Pada penelitian ini variabelnya masih mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari satu atau dalam waktu yang berbeda. Jadi, penelitian komparatif adalah jenis penelitian yang digunakan untuk membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu variabel tertentu.
     Penelitian komparatif bersifat “expost facto”, artinya data yang dikumpulkan setelah peristiwa yang dipermasalahkan terjadi. Expost fackto merupakan suatu penelitian emperis yang sistematis dimana peneliti tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena perwujudann variabel tersebut telah terjadi atau karena variabel tersebut pada dasarnya memang tidak dapat dimanipulasi. Peneliti tidak melakukan perlakuan dalam membandingkan dan mencari hubungan sebab-akibat dari variabelnya. Peneliti hanya mencari satu atau lebih akibat-akibat yang ditimbulkan dan mengujinya dengan menelusuri kembali masa lalu untuk mencari sebab-sebab, kemungkinan hubungan, dan maknanya. Penelitian ini cenderung menggunakan data kuantitatif.

3)      Metode Korelasi
     Metode korelasi adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian ini biasanya melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan yang disebut dengan korelasi. Penelitian korelasional menggunakan instrumen untuk menentukan apakah, dan untuk tingkat apa, terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih yang dapat dikuantitatifkan.

4)      Metode Survei
     Metode survei adalah metode penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen utama untuk mengumpulkan data. Metode ini adalah yang paling sering dipakai di kalangan mahasiswa. Desainnya sederhana, prosesnya cepat. Penelitian survei dengan kuesioner ini memerlukan responden dalam jumlah yang cukup agar validitas temuan bisa dicapai dengan baik. Hal ini wajar, sebab apa yang digali dari kuesioner itu cenderung informasi umum tentang fakta atau opini yang diberikan oleh responden. Karena informasi bersifat umum dan (cenderung) dangkal maka diperlukan responden dalam jumlah cukup agar "pola" yang menggambarkan objek yang diteliti dapat dijelaskan dengan baik.
     Sebagai ilustrasi, lima orang saja kemungkinan tidak mampu memberikan gambaran yang utuh tentang sesuatu (misalnya tentang profil kesejahteraan pegawai). Tetapi 250 orang mungkin akan lebih mampu memberi gambaran yang lebih baik tentang profil kesejahteraan pegawai itu. Perlu dicatat, jumlah responden saja belum cukup memenuhi syarat "keterwakilan". Teknik memilih responden ("teknik sampling") juga harus ditentukan dengan hati-¬hati.
     Karena validitas data sangat tergantung pada "kejujuran" responden maka peneliti sebaiknya juga menggunakan cara lain (selain kuesioner) untuk meningkatkan keabsahan data itu. Misalnya, peneliti mungkin bertanya kepada responden tentang pendapatan per bulannya (dalam rupiah). Dalam hal ini, peneliti juga mempunyai sumber data lain untuk meyakinkan kebenaran data yang diberikan responden (misalnya dengan melihat daftar gaji si responden di kantornya). Jika hal ini sulit ditemukan maka peneliti terpaksa harus berasumsi bahwa semua data yang diberikan responden adalah benar. Kita tahu, asumsi semacam ini sering kali menyesatkan.




5)      Metode Ex Post Facto
     Penelitian ex post facto merupakan penelitian dimana variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel-variabel terikat dalam suatu penelitian (Hammadi, 2010 : 223). Nama ex post facto sendiri dalam bahasa latin artinya “dari sesudah fakta”. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian itu dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan dalam variabel bebas itu terjadi karena perkembangan kejadian itu secara alami.
     Penelitian ex post facto secara metodis merupakan penelitian experimen yang juga menguji hipotesis, tetapi tidak memberikan perlakuan-perlakuan tertentu karena sesuatu sebab untuk memberikan perlakuan atau manipulasi. Biasanya karena alasan etika manusiawi atau gejala atau peristiwa tersebut sudah terjadi dan ingin menelusuri faktor-faktor penyebabnya atau hal-hal yang mempengaruhinya.
     Penelitian ex post facto bertujuan menemukan penyebab yang memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku atau hal-hal yang menyebabkan perubahan pada variabel bebas secara keseluruhan sudah terjadi. Sebagai contoh : kita akan menguji hipotesis bahwa perceraian akan mengakibatkan penyimpangan perilaku anak-anak. Dalam situasi ini kita tidak dapat mengeksperimenkan suatu keluarga untuk melakukan perceraian. Perceraian dalam hal ini bukan variabel bebas yang tidak dapat dimanipulasikan. Suatu hal yang tidak mungkin dilakukan pada keluarga yang sedang mengalami perceraian.
     Donald Ary juga menyatakan bahwa penelitian ex post facto merupakan penemuan empiris yang dilakukan secara sistematis, peneliti tidak melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas karena manifestasinya sudah terjadi. Sebagai contoh seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh merokok terhadap kemampuan menyerap oksigen dalam darah. Peneliti tidak mungkin melakukan eksperimen dengan menyuruh orang menghisap beberapa batang rokok dalam sehari untuk diketahui pengaruhnya terhadap kemampuan darah dalam mengikat oksigen.
     Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian ex post facto merupakan penelitian yang menjelaskan atau menemukan bagaimana variabel-variabel dalam penelitian saling berhubungan atau berpengaruh, serta menemukan bagaimana gejala-gejala atau perilaku itu terjadi.

6)      Metode True Experiment
     Dinamakan Metode true experiments karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Jadi, validitas internal (kualitas pelaksnaaan rancangan penelitian) menjadi tinggi. Sejalan dengan hal tersebut, tujuan dari true experiments menurut Suryabrata (2011 : 88) adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan perlakuan.
     True experiments ini mempunyai ciri utama yaitu sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu. Atau dengan kata lain dalam true experiments pasti ada kelompok kontrol dan pengambilan sampel secara random. Selanjutnya, jenis penelitian yang termasuk dalam true experiments adalah: pretestposttes control group design, posttest-only control group design, extensions of true experimental design, multigroup design, randomized block design, latin square design, factorial design.

7)      Metode Quasi Experiment
     Metode Quasi Experiments disebut juga dengan eksperimen pura-pura. Bentuk desain ini merupakan pengembangan dari true experimental design yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai variabel kontrol tetapi tidak digunakan sepenuhnya untuk mengontrol variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain digunakan jika peneliti dapat melakukan kontrol atas berbagai variabel yang berpengaruh, tetapi tidak cukup untuk melakukan eksperimen yang sesungguhnya.
     Dalam desain ini, kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara acak. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan.

8)      Metode Subjek Tunggal
     Metode Subjek Tunggal adalah penelitian eksperimen yang dilaksanakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari suatu perlakuan (treatment) yang diberikan kepada subyek secara berulang-ulang dalam waktu tertentu.( Tawney and Gas, 1984). Penelitian subjek tunggal adalah penelitian yang dilakukan untuk mengkaji perilaku individu secara mendalam dan berkelanjutan. Sehingga penelitian dengan subjek tunggal menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari analisis tingkah laku. Strategi penelitian yang dikembangkan dalam penelitian subjek tunggal tersebut untuk mendokumentaikan perubahan tingkah laku subjek secara individual.
     Dalam penelitian ini dikenal istilah “target behavior” yang merupakan target sasaran untuk diteliti perilakunya. Istilah target behavior untuk penelitian dalam modifikasi perilaku mencakup pikiran perasaan atau perbuatan yang dapat dicatat dan diukur. Oleh karena itu, domain kognitif, psikomotor, dan afektif dalam taksonomi Bloom dapat dijadikan target behavior.










C.    Langkah – langkah Pokok Penelitian Kuantitatif
D.    Rancangan Penelitian
1.      Pengertian Rancangan Penelitian
     Rancangan penelitian atau desain penelitian adalah proses pengumpulan dan analisis data penelitian. Ini berarti bahwa penelitian ini meliputi perencanaan dan melakukan penelitian. Untuk rancangan perencanaan diawali dengan observasi dan evaluasi penelitian yang telah dilakukan dan telah dikenal, sampai pembentukan kerangka diperlukan bukti lebih lanjut. Dalam Implementasi rancangan penelitian termasuk juga membuat eksperimen atau pengamatan, dan juga memilih variabel pengukuran, teknik dan prosedur, pengumpulan data, instrumen, analisis data telah mengumpulkan sampel, dan pelaporan hasil penelitian.
     Menurut pengertian diatas, tujuan dari desain penelitian ini adalah untuk memberikan rencana untuk menjawab pertanyaan penelitian. Dalam penelitian pasti ada metode-metode yang dilakukan agar penelitian dapat memperoleh sebuah hasil yang di harapkan. Dibawah ini adalah pengertian tentang rancangan penelitian menurut para ahli yang bisa kita jadikan sebuah referensi atau cara agar penelitian menjadi lebih baik. Ada beberapa pengertian rancangan penelitian yang secara teoritis di ungkapkan menurut para ahli, sbb:
a.       Kerlinger (1986: 17-18)– Penelitian merupakan investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis dari hubungan tertentu tentang proposisihipotesis antarfenomena.
b.      Parson– Mengatakan bahwa penelitian merupakan mencari segala sesuatu yang dilakukan secara sistematis, dengan penekanan bahwa pencarian dilakukan pada masalah yang dapat diselesaikan dengan penelitian.
c.       Hill Way– Diuraikan dalam sebuah buku Introduction to Research mendefinisikan bahwa penelitian metode atau berarti penelitian secara mendalam dan bijaksana dari semua bentuk fakta yang dapat dipercaya pada sebuah masalah tertentu untuk membuat pemecahan masalah ini.
d.      Woody- Mengungkapkan bahwa penelitian ini merupakan  metode berpikir kritis. Penelitian ini meliputi penyediaan definisi dan redefinisi sebuah masalah, mengartikan pengujian atau hipotesis sangat hati-hati untuk kesimpulan yang diambil dalam menentukan apakah kesimpulan tersebut sesuai dengan hipotesis.
e.       Jhon– Penelitian merupakan fakta objektif dengan metode yang jelas untuk menemukan hubungan antara fakta-fakta tertentu dan menghasilkan undang-undang/hukum tertentu.
f.       Donald Ary– Penelitian merupakan sebuah penerapan dalam pendekatan ilmiah untuk masalah pertimbangan dalam memperoleh informasi yang berguna dan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan.
g.      Soetrisno Hadi– Sebuah penelitian adalah usaha untuk menemukan apa pun untuk mengisi kekosongan atau cacat, menggali lebih dalam apa yang sudah ada, mengembangkan dan memperluas, dan menguji kebenaran dari apa yang sudah ada, tapi masih diragukan.
h.      Sanapiah Faisal– Penelitian merupakan kegiatan dalam mempelajari masalah dengan menggunakan metode ilmiah cara yang teratur dan sistematis untuk menemukan pengetahuan baru bahwa kebenaran yang dapat diandalkan tentang dunia alam dan dunia sosial.
i.        Soerjono Soekanto– Mengungkapkan bahwa penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada analisis dan konstruksi yang dilakukan dengan sistematis, metodologis dan konsisten dan untuk mengungkapkan kebenaran sebagai salah satu manifestasi dari suatu keinginan manusia untuk dapat mengetahui apa yang di hadapi.


2.      Jenis Rancangan Penelitian
a.       Rancangan Penelitian Deskriptif
            Rancangan penelitian deskriptif pada dasarnya bertujuan untuk memberikan deskripsi dengan maksud untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Tipe deskripsi yang dihasilkan tergantung pada banyaknya informasi yang dimiliki peneliti tentang topik sebelum proses pengumpulan data. Secara umum, biasanya rancangan deksriptif dibagi menjadi dua yaitu: rancangan eksploratori dan survei. Rancangan deskriptif yang lainnya adalah sensus atau penelitian populasi. Ciri utama dari rancangan penelitian deskriptif tidak menyatakan adanya hubungan sebab dan akibat serta tidak terlalu kompleks, karena biasanya penelitian ditujukan untuk meneliti variabel atau populasi tunggal.
·         Rancangan Penelitian Eksploratori
     Jenis rancangan penelitian eksploratif, adalah jenis rancangan penelitian yang bertujuan            untuk menemukan sesuatu yang baru dari hasil eksplorasi yang mendalam pada obyek tertentu. Sesuatu yang baru itu dapat saja berupa pengelompokan suatu gejala, fakta, dan penyakit tertentu. Rancangan penelitian ini banyak memakan waktu dan biaya.
·         Rancangan Penelitian Survey
            Penetapan rancangan penelitian survei bertujuan :
1)      Untuk mencari informasi faktual yang mendetail yang mencandra gejala yang ada.
2)      Untuk mengidentifikasi masalah-masalah atau bentuk mendapatkan justifikasi keadaan dan praktek-praktek yang sedang berlangsung.
3)      Untuk membuat komparasi dan evaluasi.
4)      Untuk mengetahui apa yang dikerjakan oleh orang-orang lain dalam menangani masalah atau situasi yang sama, agar dapat belajar dari mereka untuk kepentingan pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa depan.
b.      Rancangan Penelitian Eksperimen
     Semua rancangan percobaan atau eksperimen mempunyai karakteristik sentral yaitu didasarkan pada adanya manipulasi variabel bebas dan mengukur efek pada variabel terikat. Rancangan eksperimen klasik terdiri dan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen, variabel bebasnya dimanipulasi. Dalam kelompok kontrol variabel terikatnya yang diukur, maka tidak ada perubahan yang dibuat pada variabel bebasnya. Secara umum ciri rancangan penelitian eksperimen yang baik adalah:
1)      Subyek secara acak dipilih ke dalam kelompok-kelompok.
2)      Peneliti merancang manipulasi yang akan diberikan pada variabel eksperimen dan dilakukan kontrol yang ketat.
3)      Terdapat setidak-tidaknya dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kontrol yang satu sama lain sebagai pembanding.
4)      Selalu digunakan analisis varians untuk meminimalkan varians dan error dan memaksimumkan varians dari variable yang diteliti dan berkaitan dengan hipotesis yang ditetapkan.






c.       Komponen Rancangan Penelitian
     Rancangan atau desain penelitian dalam arti sempit dimaknai sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data penelitian. Dalam arti luas rancangan penelitian meliputi proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Pada dasarnya rancangan penelitian merupakan “blueprint” yang menjelaskan setiap prosedur penelitian mulai dari tujuan penelitian sampai dengan analisis data. Rancangan penelitian dibuat dengan tujuan agar pelaksanaan penelitian dapat dijalankan dengan baik , benar dan lancar. Komponen yang umumnya terdapat dalam rancangan penelitian adalah :
1)      Tujuan penelitian
2)      Jenis penelitian yang akan digunakan
3)      Unit analisis atau populasi penelitian
4)      Rentang waktu dan tempat penelitian dilakukan
5)      Teknik pengambilan sampel
6)      Teknik pengumpulan data
7)      Definisi operasional variabel penelitian
8)      Pengukuran
9)      Teknik analisis data.
10)  Instrumen pencarian data (mis. Kuesioner)






d.      Penjabaran Komponen Rancangan Penelitian
1)      Tujuan Penelitian
     Tujuan penelitian adalah hasil akhir penelitian itu sendiri. Fungsi tujuan penelitian, di samping untuk mengarahkan proses penelitian, juga dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan penelitian. Tujuan penelitian dapat dinyatakan dalam bentuk pertanyaan penelitian (research questions) dan atau juga hipotesis penelitian.
2)      Jenis Penelitian yang Akan Digunakan
     Beberapa jenis penelitian yang banyak dipakai dalam ilmu administrasi atau manajemen adalah penelitian deskriptif, korelasional, eksperimental. Penelitian deskriptif bertujuan memberikan gambaran fenomena yang diteliti secara apa adanya, namun lengkap dan rinci.
3)      Unit Analisis atau Populasi Penelitian
·         Individual, Misalnya ingin mengetahui kepuasan pegawai, maka unit analisisnya adalah individu-individu pegawai.
·         Kelompok, Misalnya ingin mengetahui kinerja antar departemen atau gugus kendali mutu, maka unit analisisnya adalah kelompok.
·         Organisasi, Misalnya ingin mengukur kualitas pelayanan kantor X, maka unit analisisnya adalah organisasi.
·         Benda, Misalnya menilai kualitas susu bubuk untuk bayi, maka unit analisis- nya adalah produk, berupa susu bayi.

4)      Rentang Waktu dan Tempat Penelitian Dilakukan
     One shot or Cross section studies, data dikumpulkan hanya sekali. Longitudinal studies, data dikumpulkan dalam beberapa periode waktu tertentu. Misalnya untuk meneliti disiplin pegawai, peneliti mengamati perilaku pegawai selama enam bulan.  
5)      Teknik Pengambilan Sampel
     Secara umum ada dua teknik, yaitu :
a.       Sampling Probabilistik (Acak)
·         Simple Random Sampling
·         Stratified Random Sampling
·         Area Sampling
·         Cluster Sampling
·         Systematic Sampling

b.      Sampling Non Probabilistik (Non-Acak)
·         Accidental Sampling
·         Convienience Sampling
·         Snow-Ball Sampling
·         Purposive Sampling

6)      Teknik Pengumpulan Data
     Beberapa teknik pengumpulan data, yaitu :
·         Wawancara
·         Kuisioner
·         Observasi
·         Studi Dokumentasi
     Sebuah penelitian bisa hanya menggantungkan pada satu cara pengumpulan data, tetapi bisa juga mengkombinasikannya. Misalnya, untuk mencari data dari variable motivasi kerja menggunakan kuesioner, sedangkan untuk mencari data pendapatan, gaji, atau upah, menggunakan teknik observasi.
7)      Definisi Operasional Variabel Penelitian
     Definisi operasional variabel adalah upaya untuk mengurangi keabstrakan konsep atau variabel penelitian, sehingga bisa dilakukan pengukuran.Beberapa peneliti menggunakan istilah indikator.Misalnya, untuk mengukur disiplin pegawai, maka dihitung frekuensi ketepatan masuk kerja, kepatuhan pada peraturan, dlsb.Untuk mengetahui produktivitas, dihitung perbandingan antara hasil kerja dengan waktu kerja.Bagi penelitian kuantitatif, langkah ini mutlak dilakukan.
8)      Pengukuran Variabel Penelitian
     Jenis skala pengukuran untuk setiap variabel penelitian perlu diketahui dengan benar.Hal ini berguna untuk menetapkan rumus atau perhitungan- perhitungan statistik.Misalnya, untuk variabel yang berskala nominal tidak mungkin dihitung rata-ratanya.Skala pengukuran yang ada adalah nominal, ordinal, interval, dan rasio.
9)      Teknik Analisis Data
     Sebelum data dianalisis, diolah terlebih dahulu. Maka dikenal proses editing, coding, master table, dan lain-lainnya. Analisis data mencakup kegiatan mengukur reliabilitas dan validitas, mean, deviasi standar, korelasi, distribusi frekuensi, uji hipotesis, dan lain sebagainya.
10)  Instrumen Pencarian Data
     Ada beberapa alat yang dikenal sebagai alat pengambil data dalam penelitian. Alat-alat tersebut mencakup wawancara, kuesioner atau angket, observasi, dan studi dokumentasi



DAFTAR PUSTAKA
Faisal, Sanapiah, Format – format Penelitian Sosial, Jakarta :PT Grafindo Persada, 1999.
http://usepmulyana.files.wordpress.com/2008/11/rancangan-penelitian.doc