A.
Arti
dan Tujuan Metode Kuantitatif
Metode
penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara
random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
Metode
kuantitatif sering juga disebut metode tradisional, positivistik,
ilmiah/scientific dan metode discovery. Metode kuantitatif dinamakan metode
tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah
mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode
positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini disebut
sebagai metode ilmiah (scientific) karena metode ini telah memenuhi
kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, empiris, obyektif, terukur, rasional dan
sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery karena dengan metode ini
dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode
kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan
statistik.
Berikut
ini menurut para ahli mereka mengemukakan Render B. Etal (2006) metode
kuantitatif adalah suatu pendekatan ilmiah untuk pengambilan keputusan
manajerial dan ekonomi. Kemudian Tuban (1976), dalam bukunya
Silohun (2001) metode kuantitatif adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan
tata cara (metode) pengumpulan data, analisa data, dan interpretasi hasil
analisis untuk mendapatkan informasi guna penarikan kesimpulan dan pengambilan
keputusan.
Metode Kuantitatif digunakan apabila:
1. Masalah
yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas
2. Peneliti
ingin mendapat informasi luas dari suatu polulasi
3. Ingin
diketahui pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
4. Peneliti
bermaksud menguji hipotesis penelitian
5. Peneliti
ingin mendapat data akurat, berdasarkan fenomena empiris dan dapat di ukur;
6. Ingin
lebih adanya keraguan validitas pengetahuan, teori dan produk tertentu.
B. Jenis – Jenis Metode Penelitian Kuantitatif
Adapun Jenis-jenis metode penelitian
kuantitatif menurut para ahli diantaranya adalah:
1) Metode Deskriptif
Metode deskriptif adalah suatu metode
dalam meneliti setatus sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi,
suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskipsi, gambaran
atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Menurut Whintney (1960), metode deskriptif
adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif
mempelajarai masalah-masalah dalam masyarakat serta tata cara yang berlaku
dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan,
kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang
sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.
Dalam metode deskriptif, peneliti bisa saja
membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi
komparatif. Adakalanya peneliti mengadakan klasifikasi, serta penelitian
terhadap fenomena-fenomena dengan menetapkan suatu standar atau suatu norma
tertentu sehingga banyak ahli menamakan metode deskriptif ini dengan nama
survei normatif (normative survey). Dengan metode deskriptif ini juga
diselidiki kedudukan (status) fenomena atau factor dan melihat hubungan antara
satu factor dengan factor yang lain. Karenanya, metode deskriptif juga
dinamakan studi status (satus study).
2) Metode Komparatif
Metode komparatif merupakan penelitian
yang bersifat membandingkan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan
persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang
di teliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu. Pada penelitian ini
variabelnya masih mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari satu atau dalam
waktu yang berbeda. Jadi, penelitian komparatif adalah jenis penelitian yang
digunakan untuk membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu
variabel tertentu.
Penelitian komparatif bersifat “expost
facto”, artinya data yang dikumpulkan setelah peristiwa yang dipermasalahkan
terjadi. Expost fackto merupakan suatu penelitian emperis yang sistematis
dimana peneliti tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena
perwujudann variabel tersebut telah terjadi atau karena variabel tersebut pada
dasarnya memang tidak dapat dimanipulasi. Peneliti tidak melakukan perlakuan
dalam membandingkan dan mencari hubungan sebab-akibat dari variabelnya.
Peneliti hanya mencari satu atau lebih akibat-akibat yang ditimbulkan dan
mengujinya dengan menelusuri kembali masa lalu untuk mencari sebab-sebab,
kemungkinan hubungan, dan maknanya. Penelitian ini cenderung menggunakan data
kuantitatif.
3) Metode Korelasi
Metode korelasi adalah suatu penelitian
untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih
tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat
manipulasi variabel. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting karena
dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat
mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian ini biasanya
melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan yang disebut dengan
korelasi. Penelitian korelasional menggunakan instrumen untuk menentukan apakah,
dan untuk tingkat apa, terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih yang
dapat dikuantitatifkan.
4) Metode Survei
Metode survei adalah metode penelitian
yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen utama untuk mengumpulkan data.
Metode ini adalah yang paling sering dipakai di kalangan mahasiswa. Desainnya
sederhana, prosesnya cepat. Penelitian survei dengan kuesioner ini
memerlukan responden dalam jumlah yang cukup agar validitas temuan bisa dicapai
dengan baik. Hal ini wajar, sebab apa yang digali dari kuesioner itu cenderung
informasi umum tentang fakta atau opini yang diberikan oleh responden. Karena
informasi bersifat umum dan (cenderung) dangkal maka diperlukan responden dalam
jumlah cukup agar "pola" yang menggambarkan objek yang diteliti dapat
dijelaskan dengan baik.
Sebagai ilustrasi, lima orang saja
kemungkinan tidak mampu memberikan gambaran yang utuh tentang sesuatu (misalnya
tentang profil kesejahteraan pegawai). Tetapi 250 orang mungkin akan lebih
mampu memberi gambaran yang lebih baik tentang profil kesejahteraan pegawai
itu. Perlu dicatat, jumlah responden saja belum cukup memenuhi syarat
"keterwakilan". Teknik memilih responden ("teknik
sampling") juga harus ditentukan dengan hati-¬hati.
Karena validitas data sangat tergantung
pada "kejujuran" responden maka peneliti sebaiknya juga menggunakan
cara lain (selain kuesioner) untuk meningkatkan keabsahan data itu. Misalnya,
peneliti mungkin bertanya kepada responden tentang pendapatan per bulannya
(dalam rupiah). Dalam hal ini, peneliti juga mempunyai sumber data lain untuk
meyakinkan kebenaran data yang diberikan responden (misalnya dengan melihat
daftar gaji si responden di kantornya). Jika hal ini sulit ditemukan maka
peneliti terpaksa harus berasumsi bahwa semua data yang diberikan responden
adalah benar. Kita tahu, asumsi semacam ini sering kali menyesatkan.
5) Metode Ex Post Facto
Penelitian ex post facto merupakan
penelitian dimana variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai
dengan pengamatan variabel-variabel terikat dalam suatu penelitian (Hammadi,
2010 : 223). Nama ex post facto sendiri dalam bahasa latin artinya “dari
sesudah fakta”. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian itu dilakukan sesudah
perbedaan-perbedaan dalam variabel bebas itu terjadi karena perkembangan
kejadian itu secara alami.
Penelitian ex post facto secara metodis
merupakan penelitian experimen yang juga menguji hipotesis, tetapi tidak
memberikan perlakuan-perlakuan tertentu karena sesuatu sebab untuk memberikan
perlakuan atau manipulasi. Biasanya karena alasan etika manusiawi atau gejala
atau peristiwa tersebut sudah terjadi dan ingin menelusuri faktor-faktor
penyebabnya atau hal-hal yang mempengaruhinya.
Penelitian ex post facto bertujuan
menemukan penyebab yang memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau fenomena
yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan
oleh suatu peristiwa, perilaku atau hal-hal yang menyebabkan perubahan pada
variabel bebas secara keseluruhan sudah terjadi. Sebagai contoh : kita akan
menguji hipotesis bahwa perceraian akan mengakibatkan penyimpangan perilaku
anak-anak. Dalam situasi ini kita tidak dapat mengeksperimenkan suatu keluarga
untuk melakukan perceraian. Perceraian dalam hal ini bukan variabel bebas yang
tidak dapat dimanipulasikan. Suatu hal yang tidak mungkin dilakukan pada
keluarga yang sedang mengalami perceraian.
Donald Ary juga menyatakan bahwa
penelitian ex post facto merupakan penemuan empiris yang dilakukan secara
sistematis, peneliti tidak melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas
karena manifestasinya sudah terjadi. Sebagai contoh seorang peneliti ingin
mengetahui pengaruh merokok terhadap kemampuan menyerap oksigen dalam darah.
Peneliti tidak mungkin melakukan eksperimen dengan menyuruh orang menghisap
beberapa batang rokok dalam sehari untuk diketahui pengaruhnya terhadap
kemampuan darah dalam mengikat oksigen.
Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa penelitian ex post facto merupakan penelitian yang
menjelaskan atau menemukan bagaimana variabel-variabel dalam penelitian saling
berhubungan atau berpengaruh, serta menemukan bagaimana gejala-gejala atau
perilaku itu terjadi.
6) Metode True Experiment
Dinamakan Metode true experiments karena
dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang
mempengaruhi jalannya eksperimen. Jadi, validitas internal (kualitas pelaksnaaan
rancangan penelitian) menjadi tinggi. Sejalan dengan hal tersebut, tujuan dari
true experiments menurut Suryabrata (2011 : 88) adalah untuk menyelidiki
kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan perlakuan.
True experiments ini mempunyai ciri utama
yaitu sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol
diambil secara random dari populasi tertentu. Atau dengan kata lain dalam true
experiments pasti ada kelompok kontrol dan pengambilan sampel secara random.
Selanjutnya, jenis penelitian yang termasuk dalam true experiments adalah:
pretestposttes control group design, posttest-only control group design,
extensions of true experimental design, multigroup design, randomized block
design, latin square design, factorial design.
7) Metode Quasi Experiment
Metode Quasi Experiments disebut juga
dengan eksperimen pura-pura. Bentuk desain ini merupakan pengembangan dari true
experimental design yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai variabel
kontrol tetapi tidak digunakan sepenuhnya untuk mengontrol variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain digunakan jika peneliti dapat
melakukan kontrol atas berbagai variabel yang berpengaruh, tetapi tidak cukup
untuk melakukan eksperimen yang sesungguhnya.
Dalam desain ini, kelompok yang digunakan
untuk penelitian tidak dapat dipilih secara acak. Sebelum diberi perlakuan,
kelompok diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui
kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan.
8) Metode Subjek Tunggal
Metode Subjek Tunggal adalah penelitian
eksperimen yang dilaksanakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari
suatu perlakuan (treatment) yang diberikan kepada subyek secara
berulang-ulang dalam waktu tertentu.( Tawney and Gas, 1984). Penelitian subjek
tunggal adalah penelitian yang dilakukan untuk mengkaji perilaku individu
secara mendalam dan berkelanjutan. Sehingga penelitian dengan subjek tunggal
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari analisis tingkah laku. Strategi
penelitian yang dikembangkan dalam penelitian subjek tunggal tersebut untuk
mendokumentaikan perubahan tingkah laku subjek secara individual.
Dalam penelitian ini dikenal istilah
“target behavior” yang merupakan target sasaran untuk diteliti perilakunya.
Istilah target behavior untuk penelitian dalam modifikasi perilaku mencakup
pikiran perasaan atau perbuatan yang dapat dicatat dan diukur. Oleh karena itu,
domain kognitif, psikomotor, dan afektif dalam taksonomi Bloom dapat dijadikan
target behavior.
C.
Langkah – langkah Pokok Penelitian Kuantitatif
D.
Rancangan Penelitian
1. Pengertian Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian
atau desain penelitian adalah proses pengumpulan dan analisis data penelitian.
Ini berarti bahwa penelitian ini meliputi perencanaan dan melakukan penelitian.
Untuk rancangan perencanaan diawali dengan observasi dan evaluasi penelitian
yang telah dilakukan dan telah dikenal, sampai pembentukan kerangka diperlukan
bukti lebih lanjut. Dalam Implementasi rancangan penelitian termasuk juga
membuat eksperimen atau pengamatan, dan juga memilih variabel pengukuran,
teknik dan prosedur, pengumpulan data, instrumen, analisis data telah
mengumpulkan sampel, dan pelaporan hasil penelitian.
Menurut pengertian
diatas, tujuan dari desain penelitian ini adalah untuk memberikan rencana untuk
menjawab pertanyaan penelitian. Dalam penelitian pasti ada metode-metode yang
dilakukan agar penelitian dapat memperoleh sebuah hasil yang di harapkan.
Dibawah ini adalah pengertian tentang rancangan penelitian menurut para ahli
yang bisa kita jadikan sebuah referensi atau cara agar penelitian menjadi lebih
baik. Ada beberapa pengertian rancangan penelitian yang secara teoritis di
ungkapkan menurut para ahli, sbb:
a.
Kerlinger
(1986: 17-18)– Penelitian
merupakan investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis dari
hubungan tertentu tentang proposisihipotesis antarfenomena.
b.
Parson– Mengatakan bahwa penelitian merupakan mencari segala sesuatu yang
dilakukan secara sistematis, dengan penekanan bahwa pencarian dilakukan pada
masalah yang dapat diselesaikan dengan penelitian.
c.
Hill
Way– Diuraikan dalam sebuah buku Introduction to Research
mendefinisikan bahwa penelitian metode atau berarti penelitian secara mendalam
dan bijaksana dari semua bentuk fakta yang dapat dipercaya pada sebuah masalah
tertentu untuk membuat pemecahan masalah ini.
d.
Woody- Mengungkapkan bahwa penelitian ini merupakan metode berpikir
kritis. Penelitian ini meliputi penyediaan definisi dan redefinisi sebuah
masalah, mengartikan pengujian atau hipotesis sangat hati-hati untuk kesimpulan
yang diambil dalam menentukan apakah kesimpulan tersebut sesuai dengan
hipotesis.
e.
Jhon– Penelitian merupakan fakta objektif dengan metode yang jelas
untuk menemukan hubungan antara fakta-fakta tertentu dan menghasilkan
undang-undang/hukum tertentu.
f.
Donald
Ary– Penelitian merupakan sebuah penerapan dalam pendekatan ilmiah
untuk masalah pertimbangan dalam memperoleh informasi yang berguna dan hasil
yang dapat dipertanggungjawabkan.
g.
Soetrisno
Hadi– Sebuah penelitian adalah usaha untuk menemukan apa pun untuk
mengisi kekosongan atau cacat, menggali lebih dalam apa yang sudah ada,
mengembangkan dan memperluas, dan menguji kebenaran dari apa yang sudah ada,
tapi masih diragukan.
h.
Sanapiah
Faisal– Penelitian merupakan kegiatan
dalam mempelajari masalah dengan menggunakan metode ilmiah cara yang teratur
dan sistematis untuk menemukan pengetahuan baru bahwa kebenaran yang dapat
diandalkan tentang dunia alam dan dunia sosial.
i.
Soerjono
Soekanto– Mengungkapkan bahwa penelitian
merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada analisis dan konstruksi yang
dilakukan dengan sistematis, metodologis dan konsisten dan untuk mengungkapkan
kebenaran sebagai salah satu manifestasi dari suatu keinginan manusia untuk
dapat mengetahui apa yang di hadapi.
2.
Jenis Rancangan
Penelitian
a.
Rancangan
Penelitian Deskriptif
Rancangan penelitian deskriptif pada dasarnya bertujuan untuk
memberikan deskripsi dengan maksud untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Tipe deskripsi yang dihasilkan tergantung pada banyaknya informasi yang
dimiliki peneliti tentang topik sebelum proses pengumpulan data. Secara umum,
biasanya rancangan deksriptif dibagi menjadi dua yaitu: rancangan eksploratori
dan survei. Rancangan deskriptif yang lainnya adalah sensus atau penelitian
populasi. Ciri utama dari rancangan penelitian deskriptif tidak menyatakan
adanya hubungan sebab dan akibat serta tidak terlalu kompleks, karena biasanya
penelitian ditujukan untuk meneliti variabel atau populasi tunggal.
·
Rancangan
Penelitian Eksploratori
Jenis rancangan penelitian eksploratif, adalah
jenis rancangan penelitian yang bertujuan untuk
menemukan sesuatu yang baru dari hasil eksplorasi yang mendalam pada obyek
tertentu. Sesuatu yang baru itu dapat saja berupa
pengelompokan suatu gejala, fakta, dan penyakit tertentu. Rancangan penelitian ini banyak memakan waktu dan biaya.
·
Rancangan
Penelitian Survey
Penetapan rancangan penelitian survei bertujuan :
1)
Untuk
mencari informasi faktual yang mendetail yang mencandra gejala yang ada.
2)
Untuk
mengidentifikasi masalah-masalah atau bentuk mendapatkan justifikasi keadaan
dan praktek-praktek yang sedang berlangsung.
3)
Untuk
membuat komparasi dan evaluasi.
4)
Untuk
mengetahui apa yang dikerjakan oleh orang-orang lain dalam menangani masalah
atau situasi yang sama, agar dapat belajar dari mereka untuk kepentingan
pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa depan.
b.
Rancangan
Penelitian Eksperimen
Semua rancangan percobaan atau eksperimen
mempunyai karakteristik sentral yaitu didasarkan pada adanya manipulasi
variabel bebas dan mengukur efek pada variabel terikat. Rancangan eksperimen klasik terdiri dan kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Kelompok eksperimen, variabel bebasnya
dimanipulasi. Dalam kelompok kontrol variabel terikatnya
yang diukur, maka tidak ada perubahan yang dibuat pada variabel bebasnya. Secara umum ciri rancangan penelitian eksperimen yang baik adalah:
1)
Subyek
secara acak dipilih ke dalam kelompok-kelompok.
2)
Peneliti
merancang manipulasi yang akan diberikan pada variabel eksperimen dan dilakukan
kontrol yang ketat.
3)
Terdapat
setidak-tidaknya dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kontrol yang satu
sama lain sebagai pembanding.
4)
Selalu
digunakan analisis varians untuk meminimalkan varians dan error dan
memaksimumkan varians dari variable yang diteliti dan berkaitan dengan
hipotesis yang ditetapkan.
c.
Komponen Rancangan
Penelitian
Rancangan atau desain
penelitian dalam arti sempit dimaknai sebagai suatu proses pengumpulan dan
analisis data penelitian. Dalam arti luas rancangan penelitian meliputi proses
perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Pada dasarnya rancangan penelitian
merupakan “blueprint” yang menjelaskan setiap prosedur penelitian mulai dari
tujuan penelitian sampai dengan analisis data. Rancangan penelitian dibuat
dengan tujuan agar pelaksanaan penelitian dapat dijalankan dengan baik , benar
dan lancar. Komponen yang umumnya terdapat dalam rancangan penelitian adalah :
1)
Tujuan
penelitian
2)
Jenis
penelitian yang akan digunakan
3)
Unit
analisis atau populasi penelitian
4)
Rentang
waktu dan tempat penelitian dilakukan
5)
Teknik
pengambilan sampel
6)
Teknik
pengumpulan data
7)
Definisi
operasional variabel penelitian
8)
Pengukuran
9)
Teknik
analisis data.
10)
Instrumen
pencarian data (mis. Kuesioner)
d.
Penjabaran Komponen
Rancangan Penelitian
1)
Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian adalah
hasil akhir penelitian itu sendiri. Fungsi tujuan penelitian, di samping untuk
mengarahkan proses penelitian, juga dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan penelitian. Tujuan penelitian dapat dinyatakan
dalam bentuk pertanyaan penelitian (research questions) dan atau juga hipotesis
penelitian.
2)
Jenis
Penelitian yang Akan Digunakan
Beberapa jenis
penelitian yang banyak dipakai dalam ilmu administrasi atau manajemen adalah
penelitian deskriptif, korelasional, eksperimental. Penelitian deskriptif
bertujuan memberikan gambaran fenomena yang diteliti secara apa adanya, namun
lengkap dan rinci.
3)
Unit
Analisis atau Populasi Penelitian
·
Individual,
Misalnya ingin mengetahui kepuasan pegawai, maka unit analisisnya adalah
individu-individu pegawai.
·
Kelompok, Misalnya
ingin mengetahui kinerja antar departemen atau gugus kendali mutu, maka unit
analisisnya adalah kelompok.
·
Organisasi, Misalnya
ingin mengukur kualitas pelayanan kantor X, maka unit analisisnya adalah
organisasi.
·
Benda,
Misalnya menilai kualitas susu bubuk untuk bayi, maka unit analisis- nya adalah
produk, berupa susu bayi.
4)
Rentang
Waktu dan Tempat Penelitian Dilakukan
One shot or Cross
section studies, data
dikumpulkan hanya sekali. Longitudinal studies, data dikumpulkan dalam
beberapa periode waktu tertentu. Misalnya untuk meneliti disiplin pegawai,
peneliti mengamati perilaku pegawai selama enam bulan.
5)
Teknik
Pengambilan Sampel
Secara umum ada dua
teknik, yaitu :
a.
Sampling
Probabilistik (Acak)
·
Simple
Random Sampling
·
Stratified
Random Sampling
·
Area
Sampling
·
Cluster
Sampling
·
Systematic
Sampling
b.
Sampling
Non Probabilistik (Non-Acak)
·
Accidental
Sampling
·
Convienience
Sampling
·
Snow-Ball
Sampling
·
Purposive
Sampling
6)
Teknik
Pengumpulan Data
Beberapa teknik
pengumpulan data, yaitu :
·
Wawancara
·
Kuisioner
·
Observasi
·
Studi
Dokumentasi
Sebuah penelitian bisa
hanya menggantungkan pada satu cara pengumpulan data, tetapi bisa juga
mengkombinasikannya. Misalnya, untuk mencari data dari variable motivasi kerja
menggunakan kuesioner, sedangkan untuk mencari data pendapatan, gaji, atau
upah, menggunakan teknik observasi.
7)
Definisi
Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional variabel adalah upaya
untuk mengurangi keabstrakan konsep atau variabel penelitian, sehingga bisa
dilakukan pengukuran.Beberapa peneliti menggunakan istilah indikator.Misalnya,
untuk mengukur disiplin pegawai, maka dihitung frekuensi ketepatan masuk kerja,
kepatuhan pada peraturan, dlsb.Untuk mengetahui produktivitas, dihitung
perbandingan antara hasil kerja dengan waktu kerja.Bagi penelitian kuantitatif,
langkah ini mutlak dilakukan.
8)
Pengukuran
Variabel Penelitian
Jenis skala pengukuran
untuk setiap variabel penelitian perlu diketahui dengan benar.Hal ini berguna
untuk menetapkan rumus atau perhitungan- perhitungan statistik.Misalnya, untuk
variabel yang berskala nominal tidak mungkin dihitung rata-ratanya.Skala pengukuran
yang ada adalah nominal, ordinal, interval, dan rasio.
9)
Teknik
Analisis Data
Sebelum data dianalisis,
diolah terlebih dahulu. Maka dikenal proses editing, coding, master table, dan
lain-lainnya. Analisis data mencakup kegiatan mengukur reliabilitas dan
validitas, mean, deviasi standar, korelasi, distribusi frekuensi, uji
hipotesis, dan lain sebagainya.
10)
Instrumen
Pencarian Data
Ada beberapa alat yang
dikenal sebagai alat pengambil data dalam penelitian. Alat-alat tersebut
mencakup wawancara, kuesioner atau angket, observasi, dan studi dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA
Faisal, Sanapiah, Format –
format Penelitian Sosial, Jakarta :PT Grafindo Persada, 1999.
http://usepmulyana.files.wordpress.com/2008/11/rancangan-penelitian.doc